ANATOMI REPRODUKSI PRIA
Peran reproduksi
laki-laki adalah membentuk dan mengeluarkan sperma agar seorang wanita menjadi
hamil. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, maka pria dilengkapi dengan
organ-organ seksual internal dan seksual eksternal. Struktur interna dan
eksterna mencakup testis, tubulus-tubulus yang membawa sperma keluar testis ,
bermacam-macam kelenjar dan penis.
Struktur eksternal sistem reproduksi pada
pria :
1. PENIS
Organ laki-laki
untuk melakukan hubungan seksual. Ada 3 bagian penis : akar yang menempel di
dinding perut, batang dan kepala penis, yang merupakan ujung berbentuk kubah.
Kepala penis ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup atau
preputum. Penis juga di gunakan untuk tempat muara uretra.
Fungsi penis :
·
Untuk
tempat jalannya sperma maupun untuk eksresi urine.
2. TESTIS
Testis merupakan
organ kelamin laki-laki untuk perkembangbiakan tempat spermatozoa dibentuk dan
hormon kelamin laki-laki, testosteron dihasilkan. Testis terletak di oblik
menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Testosteron disekresikan
oleh sel interstisiil (ICSH) yaitu sel-sel yang terletak di dalam ruang antara
tubula-tubula seminiferus. Testis dibawah rangsangan hormon rangsang sel
interstisiil (ICSH) dari hipofisis adalah bahan yang sama dengan hormon luteinising(LH).
Pengeluaran testosteron pada masa pubertas dan bertanggung jawab atas
pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder : yaitu pertumbuhan jenggot, suara
lebih berat, pembesaran genitalia.
Fungsi testis :
·
Membentuk
gamet-gamet baru, yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminiferus.
·
Menghasilkan
hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstisial
(ICSH).
3. SKROTUM
Merupakan sebuah
struktur berupa kantong yang terdiri atas kilit tanpa lemak subkutan : berisi
sedikit jaringan otot. Testis berada didalamnya, setiap testis berada dalam
pembungkus yang disebut tunika vaginalis, yang dibentuk dari peritoneum.
Fungsi Skrotum :
·
Sebagai
pelindung dan bertindak sebagai sistem kontrol suhu untuk testis (seperti
termostat).
Struktur internal sistem reproduksi pada pria
:
1. VAS DEFERENS
Sebuah tabung otot
yang memanjang dari epididimis ke dalam rongga panggul, di belakang kandung kemih.
Vas deferens merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat
vasektomi. Sperma masih di produksi dan memasuki vas deferens, tetapi sperma
tersebut tidak dapat diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi.
Fungsi
Vas Deferens :
·
Mengangkut
sperma matang ke uretra sebagai persiapan ejakulasi.
2. VESICULA SEMINALIS
Kantong-kantong
yang menempel pada vas deferens dekat pangkal kandung kemih. Vesikula seminalis
menghasilkan cairan yang menjadi sumber energi bagi sperma dan membantu
motilitas (kemampuan bergerak) sperma. Cairan dari vesikula seminalis membentuk
sebagian besar volume cairan ejakulasi pria.
Fungsi Vesikula
Seminalis :
·
Mensekresi
cairan yang kental berwarna kekuningan yang di tambahkan pada sperma untuk
membentuk cairan seminal.
3. DUKTUS
EJAKULATORIUS
Dibentuk dari persatuan
vas deverens dengan vesikula seminalis. Panjangnya kira-kira 2,5 cm. Ductus
ejakulatorius berjalan melewati prostata dan bertemu dengan uretra. Dengan
demikian ductus ejakulatorius ini menghubungkan vasa deferentia (vas deferens)
dengan uretra.
Fungsi Duktus
Ejakulatorius :
·
Mengalirkan
cairan ejakulasi (semen) ke saluran uretra
4. URETRA
Saluran yang
membawa urin dari kandung kemih keluar tubuh. Ketika penis ereksi saat
berhubungan seks, aliran urin terblokir dari uretra sehingga air mani yang
keluar pada ejakulasi.
Fungsi Uretra :
·
Menyalurkan
cairan ejakulasi ketika seorang pria mencapai orgasme.
5. PROSTAT
Prostat adalah
kelenjar berbentuk seperti kenari yang terletak tepat di bawah kandung kemih.
Sewaktu perangsangan seksual prostat mengeluarkan cairan encer seperti susu
yang mengandung berbagai enzim dan ion ke dalam duktus ejakulatorius. Cairan
ini menambah volume vesikula seminalis dan sperma. Cairan prostat bersifat
basa(alkalis). Sewaktu mengendap di dalam vagina wanita bersama dengan ejakulat
yang lain, cairan ini menetralkan sekresi vagina yang bersifat asam, cairan ini
di butuhkan karena motilitas sperma akan berkurang dalam lingkungan dengan PH
rendah.
Fungsi Prostat :
·
Membantu
dalam ejakulasi
·
Membantu
menyehatkan sperma
6. KELENJAR
BULBOURETHRALIS (COWPER)
Kelenjar kecil
kira-kira sebesar kacang kapri, berwarna kuning, terletak disisi uretra tepat
dibawah prostata. Saluran kelenjar ini panjangnya kira-kira 3 cm, dan bermuara
kedalam uretra sebelum mencapai bagian penis. Kelenjar bulbourethralis
mengeluarkan sedikit cairan licin bening yang bermuara langsung ke dalam uretra
sebelum ejakulasi.
Fungsi Kelenjar
Bulbourethralis (Cowper) :
·
Untuk
melumasi penis sehingga mempermudah masuk ke dalam vagina.
BAGIAN-BAGIAN DARI SPERMA
1. Kepala (caput) yang
tidak hanya mengandung inti (nucleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya,
tetapi juga ditutup oleh acrosoma. Acrosoma tadi mengandung enzim hialuronidase
yang mempermudah fertilisasi ovum.
2. Leher (cervix) yang
menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus) yang
bertanggung jawab untuk produksi tenaga yang diperlukan untuk motilitas.
4. Ekor (cauda) yang
gerakannya mendorong spermatozoa masuk ke dalam vas deferens dan duktus
ejakulatorius.
JALANNYA SPERMATOZOA
Tubulus Seminiferus
→ Epididimis →
Vas Deferens → Duktus Ejakulatorius →
Prostata → Uretra dan Ejakulasi → Vagina → Cervix → Uterus → Tuba Fallopii dan
Fertilisasi.
PEMATANGAN SPERMA
Spermatogenesis
yang sempurna dicapai pada sebagian laki-laki pada umur 16 tahun, dan
berlangsung terus seumur hidup. Sperma di tempat masuk epididimis masih belum
matang dan tidak mampu membuahi sel telur. Setelah berjalan melalui vas
deferens (memakan waktu sekitar 2 minggu), sperma akan menjadi matang. Sperma matang
dapat disimpan dalam vas deferens dan ampula dan bertahan hidup selama sebulan
lebih.
PROSES SEKSUAL PADA PRIA
Manipulasi fisik
terhadap penis atau khayalan mengenai seks akan merangsang saraf parasimpatis
dan simpatis menyebabkan rangsangan seksal. Terdapat empat tahap proses seksual
pada pria: ereksi, amisi, ejakulasi, dan resolusi. Semua tahap dapat terjadi
hanya refleks-refleks spinal sederhana yang dicetuskan oleh stimulasi sensorik.
Keempatnya tidak memerlukan susunan saraf pusat. Namun rangsangan mental dan
fisik normal meningkatkan rangsangan seksual. Rangsangan otak yang bersifat
inhibisi dapat mengintruksi refleks spinal di setiap titik.
EREKSI
Penis mengeras dan
memanjang selama perangsangan seksual. Ereksi terjadi akibat pengaktifan serabut-serabut
parasimpatis ke penis yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran
darah. Sewaktu arteri dan arteriol terisi darah, vena yang keluar dari penis
tertekan dan tersumbat. Oklusi vena menyebabkan
jaringan berongga di dalam batang penis, korpus kovernosum dan korpus
spongiosum, membengkak yang mengakibatkan ereksi.
KARAKTERISTIK SEKS SEKUNDER PRIA
Karakteristik seks
sekunder pria di bawah kontrol androgen pria terutama testosteron. Karakteristiknya
mencakup :
1. Peningkatan
anabolisme protein dan masa otot
2. Peningkatan
pertumbuhan dan kekuatan tulang
3. Pola rambut pada
wajah, ketiak, dan pubis khas pria. Di sebagian tubuh rambut tumbuh menebal
4. Peningkatan laju
metabolisme, mungkin akibat peningkatan anabolisme protein (penimbunan dan
peningkatan masa protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kalori pada pria,
yang dimulai pada masa pubertas dibandingkan dengan wanita
5. Poliferasi dan
pengaktifan sebasea di kulit, yang menghasilkan zat berminyak yang disebut
sebum. Hal inidapat menyebabkan jerawat terutama selama masa remaja.
6. Suara menjadi berat
akibat hipertrofi laring.
7. Kebotakan berpola
pria, yang biasanya berawal dengan munculnya titik kebotakan di puncak kepala.
Kecenderungan genetik mempengaruhi kebotakan berpola pria.
DAFTAR PUSTAKA
1. C. Pearce, Evelyn.
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia. Jakarta : 2008.
2. Verralls, Sylvia.
Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Yayasan Essentia Medica dan
Andi. Yogyakarta : 1993.
0 komentar:
Posting Komentar