Jumat, 14 Maret 2014

Anatomi Reproduksi Pria

Diposting oleh Unknown di 04.15
ANATOMI REPRODUKSI PRIA

Peran reproduksi laki-laki adalah membentuk dan mengeluarkan sperma agar seorang wanita menjadi hamil. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, maka pria dilengkapi dengan organ-organ seksual internal dan seksual eksternal. Struktur interna dan eksterna mencakup testis, tubulus-tubulus yang membawa sperma keluar testis , bermacam-macam kelenjar dan penis.

Struktur eksternal sistem reproduksi pada pria :
1.    PENIS
Organ laki-laki untuk melakukan hubungan seksual. Ada 3 bagian penis : akar yang menempel di dinding perut, batang dan kepala penis, yang merupakan ujung berbentuk kubah. Kepala penis ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup atau preputum. Penis juga di gunakan untuk tempat muara uretra.
Fungsi penis :
·        Untuk tempat jalannya sperma maupun untuk eksresi urine.
2.    TESTIS
Testis merupakan organ kelamin laki-laki untuk perkembangbiakan tempat spermatozoa dibentuk dan hormon kelamin laki-laki, testosteron dihasilkan. Testis terletak di oblik menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Testosteron disekresikan oleh sel interstisiil (ICSH) yaitu sel-sel yang terletak di dalam ruang antara tubula-tubula seminiferus. Testis dibawah rangsangan hormon rangsang sel interstisiil (ICSH) dari hipofisis adalah bahan yang sama dengan hormon luteinising(LH). Pengeluaran testosteron pada masa pubertas dan bertanggung jawab atas pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder : yaitu pertumbuhan jenggot, suara lebih berat, pembesaran genitalia.

Fungsi testis :
·        Membentuk gamet-gamet baru, yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminiferus.
·        Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstisial (ICSH).
3.   SKROTUM
Merupakan sebuah struktur berupa kantong yang terdiri atas kilit tanpa lemak subkutan : berisi sedikit jaringan otot. Testis berada didalamnya, setiap testis berada dalam pembungkus yang disebut tunika vaginalis, yang dibentuk dari peritoneum.
Fungsi Skrotum :
·        Sebagai pelindung dan bertindak sebagai sistem kontrol suhu untuk testis (seperti termostat).

Struktur internal sistem reproduksi pada pria :
1.    VAS DEFERENS
Sebuah tabung otot yang memanjang dari epididimis ke dalam rongga panggul, di belakang kandung kemih. Vas deferens merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi. Sperma masih di produksi dan memasuki vas deferens, tetapi sperma tersebut tidak dapat diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi.
        Fungsi Vas Deferens :
·        Mengangkut sperma matang ke uretra sebagai persiapan ejakulasi.
2.    VESICULA SEMINALIS
Kantong-kantong yang menempel pada vas deferens dekat pangkal kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang menjadi sumber energi bagi sperma dan membantu motilitas (kemampuan bergerak) sperma. Cairan dari vesikula seminalis membentuk sebagian besar volume cairan ejakulasi pria.
Fungsi Vesikula Seminalis :
·        Mensekresi cairan yang kental berwarna kekuningan yang di tambahkan pada sperma untuk membentuk cairan seminal.
3.   DUKTUS EJAKULATORIUS
Dibentuk dari persatuan vas deverens dengan vesikula seminalis. Panjangnya kira-kira 2,5 cm. Ductus ejakulatorius berjalan melewati prostata dan bertemu dengan uretra. Dengan demikian ductus ejakulatorius ini menghubungkan vasa deferentia (vas deferens) dengan uretra.
Fungsi Duktus Ejakulatorius :
·        Mengalirkan cairan ejakulasi (semen) ke saluran uretra
4.   URETRA
Saluran yang membawa urin dari kandung kemih keluar tubuh. Ketika penis ereksi saat berhubungan seks, aliran urin terblokir dari uretra sehingga air mani yang keluar pada ejakulasi.
Fungsi Uretra :
·        Menyalurkan cairan ejakulasi ketika seorang pria mencapai orgasme.
5.   PROSTAT
Prostat adalah kelenjar berbentuk seperti kenari yang terletak tepat di bawah kandung kemih. Sewaktu perangsangan seksual prostat mengeluarkan cairan encer seperti susu yang mengandung berbagai enzim dan ion ke dalam duktus ejakulatorius. Cairan ini menambah volume vesikula seminalis dan sperma. Cairan prostat bersifat basa(alkalis). Sewaktu mengendap di dalam vagina wanita bersama dengan ejakulat yang lain, cairan ini menetralkan sekresi vagina yang bersifat asam, cairan ini di butuhkan karena motilitas sperma akan berkurang dalam lingkungan dengan PH rendah.
Fungsi Prostat :
·        Membantu dalam ejakulasi
·        Membantu menyehatkan sperma
6.    KELENJAR BULBOURETHRALIS (COWPER)
Kelenjar kecil kira-kira sebesar kacang kapri, berwarna kuning, terletak disisi uretra tepat dibawah prostata. Saluran kelenjar ini panjangnya kira-kira 3 cm, dan bermuara kedalam uretra sebelum mencapai bagian penis. Kelenjar bulbourethralis mengeluarkan sedikit cairan licin bening yang bermuara langsung ke dalam uretra sebelum ejakulasi.
Fungsi Kelenjar Bulbourethralis (Cowper) :
·        Untuk melumasi penis sehingga mempermudah masuk ke dalam vagina.
BAGIAN-BAGIAN DARI SPERMA
1.    Kepala (caput) yang tidak hanya mengandung inti (nucleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh acrosoma. Acrosoma tadi mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
2.    Leher (cervix) yang menghubungkan kepala dengan badan.
3.   Badan (corpus) yang bertanggung jawab untuk produksi tenaga yang diperlukan untuk motilitas.
4.   Ekor (cauda) yang gerakannya mendorong spermatozoa masuk ke dalam vas deferens dan duktus ejakulatorius.

JALANNYA SPERMATOZOA
Tubulus Seminiferus Epididimis Vas Deferens Duktus   Ejakulatorius Prostata Uretra dan Ejakulasi Vagina Cervix Uterus Tuba Fallopii dan Fertilisasi.

PEMATANGAN SPERMA
Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian laki-laki pada umur 16 tahun, dan berlangsung terus seumur hidup. Sperma di tempat masuk epididimis masih belum matang dan tidak mampu membuahi sel telur. Setelah berjalan melalui vas deferens (memakan waktu sekitar 2 minggu), sperma akan menjadi matang. Sperma matang dapat disimpan dalam vas deferens dan ampula dan bertahan hidup selama sebulan lebih.

PROSES SEKSUAL PADA PRIA
Manipulasi fisik terhadap penis atau khayalan mengenai seks akan merangsang saraf parasimpatis dan simpatis menyebabkan rangsangan seksal. Terdapat empat tahap proses seksual pada pria: ereksi, amisi, ejakulasi, dan resolusi. Semua tahap dapat terjadi hanya refleks-refleks spinal sederhana yang dicetuskan oleh stimulasi sensorik. Keempatnya tidak memerlukan susunan saraf pusat. Namun rangsangan mental dan fisik normal meningkatkan rangsangan seksual. Rangsangan otak yang bersifat inhibisi dapat mengintruksi refleks spinal di setiap titik.

EREKSI
Penis mengeras dan memanjang selama perangsangan seksual. Ereksi terjadi akibat pengaktifan serabut-serabut parasimpatis ke penis yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Sewaktu arteri dan arteriol terisi darah, vena yang keluar dari penis tertekan dan tersumbat. Oklusi vena  menyebabkan jaringan berongga di dalam batang penis, korpus kovernosum dan korpus spongiosum, membengkak yang mengakibatkan ereksi.

KARAKTERISTIK SEKS SEKUNDER PRIA
Karakteristik seks sekunder pria di bawah kontrol androgen pria terutama testosteron. Karakteristiknya mencakup :
1.    Peningkatan anabolisme protein dan masa otot
2.    Peningkatan pertumbuhan dan kekuatan tulang
3.   Pola rambut pada wajah, ketiak, dan pubis khas pria. Di sebagian tubuh rambut tumbuh menebal
4.   Peningkatan laju metabolisme, mungkin akibat peningkatan anabolisme protein (penimbunan dan peningkatan masa protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kalori pada pria, yang dimulai pada masa pubertas dibandingkan dengan wanita
5.   Poliferasi dan pengaktifan sebasea di kulit, yang menghasilkan zat berminyak yang disebut sebum. Hal inidapat menyebabkan jerawat terutama selama masa remaja.
6.    Suara menjadi berat akibat hipertrofi laring.
7.    Kebotakan berpola pria, yang biasanya berawal dengan munculnya titik kebotakan di puncak kepala. Kecenderungan genetik mempengaruhi kebotakan berpola pria.
DAFTAR PUSTAKA
1.    C. Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia. Jakarta : 2008.
2.    Verralls, Sylvia. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Yayasan Essentia Medica dan Andi. Yogyakarta : 1993.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Artikel Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea