Topik :
Kesehatan
Judul :
Pil KB dalam Keluarga Berencana untuk Mengatur Jarak dan Jumlah Anak
Sasaran :
Mahasiswi kebidanan dan kalangan umum terutama suami istri
Tujuan : 1.
Untuk mengetahui manfaat pil KB
2. Untuk mengetahui keuntungan penggunaan pil
KB
3. Untuk mengetahui efek samping dari
penggunaan Pil KB
PIL KB DALAM KELUARGA BERENCANA UNTUK
MENGATUR JARAK DAN JUMLAH ANAK
Merissa
Pramudita
Abstrak
Meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Berencana Kecil Bahagia
Sejahtera) yang menjadi dasar tewujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Pertumbuhan penduduk semakin
tinggi,
angka kelahiran lebih tinggi dari pada angka kematian. Peningkatan angka
kelahiran ini dapat diatur dengan salah satu alat kontrasepsi pil KB.
Key word : Pil KB.
Pendahuluan
Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun
ke tahun semakin bertambah. Jika dicermati data yang ada di dinas sensus
kependudukan negara dalam setiap tahun, bulan bahkan hari selalu ada bayi yang
lahir. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan perekonomian negara,
apalagi negara kita termasuk negara yang masih berkembang. Dengan meningkatnya
jumlah penduduk dari tahun ke tahun, pemerintah mencanangkan gerakan Keluarga
Berencana sebagai salah satu solusi untuk menghambat pertumbuhan penduduk
tersebut. Hakikatnya dalam suatu keluarga berencana itu idealnya hanya memiliki
dua orang anak.
Penduduk Indonesia mempunyai peran yang
sangat penting dalam menunjang setiap kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah, dalam hal ini khususnya kebijakan tentang Keluarga Berencana. Untuk
itu diharapakan memperhatikan dan menerapkan pentingnya KB tersebut dalam
setiap mereka melangsungkan perkawinan. Perlu diketahui bersama bahwa antara
maksud dan tujuan dari adanya pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan dan
menghindari suami atau istri jatuh kepada perbuatan zina.
Pembahasan
Keluarga berencana adalah usaha untuk
mengatur jumlah dan jarak antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan
yang bersifat sementara digunakan kontrasepsi sedangkan untuk menghindari
kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi. Kontrasepsi Oral
(Pil KB) mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan
estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan cara
menghentikan ovulasi (Pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan
lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Tablet yang hanya
mengandung progestin sering menyebabkan perdarahan tidak teratur. Tablet ini
hanya diberikan jika pemberian estrogen bisa membahayakan, misalnya pada wanita
yang sedang menyusui. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan
ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya
diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat
epilepsi). Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi resiko kanker jenis
tertentu, angka kekambuhan kram pada saat menstruasi, ketegangan premenstruasi,
perdarahan tidak teratur, anemia, kista payudara, kista ovarium, kehamilan
ektopik (kehamilan di luar kandungan), dan infeksi tuba falopii.
Sebelum mulai menggunakan pil KB,
dilakukan pemeriksaan fisik untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang
bisa menimbulkan resiko. Jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada yang
menderita diabetes atau penyakit jantung, biasanya dilakukan pemeriksaan darah
untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah. Jika kadar kolesterol atau gula
darahnya tinggi, maka diberikan pil KB dosis rendah. Tiga bulan setelah
pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahui adanya perubahan
tekanan darah. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali per tahun. Pil KB
sebaiknya tidak digunakan oleh wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun,
wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor, wanita yang memiliki kadar
trigliserida tinggi, wanita penderita tekanan darah tinggi yang tidak diobati,
wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri, wanita yang
memiliki bekuan darah, Wanita yang tungkainya sedang digips, wanita penderita
penyakit jantung, wanita yang pernah menderita stroke, wanita yang pernah
menderita penyakit kuning pada saat kehamilan, wanita penderita kanker payudara
atau kanker rahim. Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh wanita
yang mengalami depresi, wanita yang sering mengalami sakit kepala migren, wanita
yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun, wanita yang pernah menderita
hepatitis atau penyakit hari lainnya tetapi telah sembuh total.
Pemakaian pil KB setelah kehamilan
resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai meningkat setelah kehamilan dan
akan semakin meningkat jika wanita tersebut memakai pil KB jika menstruasi
terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil
KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28
minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan
jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus
menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.
Wanita yang menyusui biasanya tidak
mengalami ovulasi sampai 10-12 minggu setelah persalinan, tetapi mereka bisa
mengalami ovulasi dan hamil sebelum terjadinya menstruasi pertama. Karena itu,
ibu yang menyusui sebaiknya menggunakan pil KB jika tidak ingin hamil.
Pil kombinasi yang diminum oleh ibu
menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein
dalam air susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke
bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya
mengandung progesteron, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu. Pil KB yang diminum segera setelah
terjadinya pembuahan atau pada awal kehamilan (sebelum wanita tersebut
mengetahui bahwa dia hamil) tidak akan membahayakan janin. Efek samping pil KB
:
1. Efek samping yang
berhubungan dengan estrogen
adalah mual, nyeri tekan pada payudara, perut kembung, penahanan cairan,
peningkatan tekanan darah dan depresi.
2. Efek samping yang
berhubungan dengan progesteron
adalah penambahan berat badan, jerawat dan kecemasan. Penambahan berat badan
sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena
meningkatnya nafsu makan.
3.
Bekuan
darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil KB dosis tinggi.
4.
Melasma
(bercak-bercak berwarna gelap di wajah).
5.
Resiko
terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil KB telah dipakai selama
lebih dari 5 tahun. Karena
itu wanita pemakai pil KB
harus rutin menjalani pemeriksaan pap smear (minimal 1 kali per tahun).
Simpulan
Penggunaaan pil KB mempengaruhi
perubahan siklus menstruasi. Pil KB diminum setiap hari secara rutin pada waktu
dan jam yang sama agar efektif mencegah kehamilan. Kandungan hormon pada pil KB
dapat bekerja dan mengkondisikan hormon pada rahim sehingga memungkinkan tidak
terjadi pembuahan. Jika diminum hanya pada saat akan melakukan hubungan sosial,
kandungan hormon dalam pil KB tidak akan mampu mengkondisikan kekentalan lendir
leher rahim yang akan mencegah nidasi (penempelan hasil pembuahan pada rahim).
Daftar Rujukan
Abdurrahman, Umran. Islam dan KB. PT Lentera Basritama.
Jakarta : 1997.
0 komentar:
Posting Komentar